IZ*ONE kembali menghentak dengan comeback membawakan mini album Oneiric Diary yang artinya buku harian mimpi (berasal dari bahasa Yunani, kata "oneiros" berarti mimpi). Girl group asal Korea dan Jepang ini sempat mengecoh dengan teaser awal sebelum peluncuran album yang lebih menampilkan sisi lembut dan musik yang mengalun mendayu-dayu. Lagu andalannya berjudul Secret Story of the Swan. Fans pun berekspektasi menduga-duga kalau comeback kali ini IZ*ONE akan tampil dengan lagu nan kalem, klasik dan anggun bak dongeng atau pertunjukan balet the Swan Lake. Namun, kenyataannya berbalik 180 derajat. IZ*ONE tetap tampil energik dan menghentak, namun dengan tetap menyelipkan elemen keanggunan dalam lagu dan penampilannya.
Mini album Oneiric Diary memiliki komposisi lagu-lagu yang kurang lebih mirip dengan rilisan IZ*ONE sebelumnya di bawah label Korea (Heart*IZ dan Color*IZ) yang mengunggulkan lagu utama yang bernuansa pop dengan beat cepat dan hentakan yang terkesan grande. Tak lupa dengan selipan lirik catchy di setiap refrainnya. Sukses dengan "La, la, la, la vie en rose" dan "Violetta!", dan sekarang frasa "Like swan, swan, swan..." Elemen baru yang dihadirkan di mini album kali ini adalah prelude singkat bertajuk Welcome yang terdengar sangat angelic seakan membawa pendengar ke negeri dongeng. Alunan lagu ini pula yang menjadi latar di teaser pertama album Oneiric Diary. Sayang sekali, trek pertama ini tidak dibuat full song.
Untuk lagu bergaya lucu, IZ*ONE membawakan Pretty. Lagu ini terdengar easy listening, begitu pula dengan Merry-Go-Round. Setelah itu, ada Rococo yang kembali menghentak dengan beat dance yang kuat. Untuk lagu balada, IZ*ONE membawakan With*One. Sementara dua trek terakhir merupakan versi bahasa Jepang dari Secret Story of the Swan dan Merry-Go-Round. Suatu hal yang tidak lazim untuk sebuah grup K-Pop yang biasanya memisahkan rilisan bahasa Korea dan bahasa Jepang. Asumsi saya, langkah ini diambil karena untuk rilisan Jepang, IZ*ONE hanya diperbolehkan membawakan lagu-lagu karya komposer Jepang atau ciptaan Yasushi Akimoto.
Oneiric Diary kembali menjadi pembuktian IZ*ONE dengan tetap mempertahankan kualitasnya sebagai sebuah girl group yang solid dan berbakat, terlepas dari kontroversi tahun lalu. Sayangnya, di comeback Korea keempatnya ini, girl group besutan reality show Produce48 ini terkesan main aman dengan komposisi musik yang begitu-begitu saja, khususnya di lagu utama. Memang girl group K-Pop lain juga kerap melakukan hal yang sama. Selama fans terpuaskan dan kualitas tetap terjaga mungkin tak masalah. Tapi akan lebih menarik jika IZ*ONE bisa mengeksplorasi konsep dan genre lain. Padahal di Produce48 ada episode yang menampilkan peserta membawakan jenis musik dan konsep yang beragam, akan lebih seru jika IZ*ONE juga bisa mencobanya untuk comeback berikutnya sebelum grup ini dibubarkan.
0 Comments