Budaya konsumtif yang ada saat ini di berbagai kalangan masyarakat, khususnya generasi millennial, sangatlah berbahaya karena dapat menjerumuskan mereka ke dalam perangkap dan tipu muslihat penyedia pinjaman online ilegal. Maka dari itu, edukasi tentang bahaya pinjaman online ilegal sangatlah penting. Masyarakat luas, khususnya generasi millennial harus memiliki pemahaman yang cukup atas segala bahaya pinjaman online ilegal. Masyarakat juga harus selalu waspada terhadap berbagai tipu daya pinjaman online ilegal yang merajalela khususnya di platform digital.

Awalnya pinjaman online terkesan bagaikan dewi penyelamat yang memberikan kemudahan di saat kesulitan dengan menawarkan dana segar dengan proses yang tidak serumit pinjaman resmi dari lembaga keuangan yang telah diakui. Tapi percayalah, jangan sampai tergoda iming-iming kemudahan yang ditawarkan pinjaman online ilegal karena itu semua hanyalah tipu daya. Kita harus tahu apa saja bahayanya seperti yang dijelaskan dalam video singkat ini: kebocoran data pribadi, bunga dan denda yang tidak wajar, proses collection atau penagihan yang kasar dan terkadang disertai pelecehan. Alangkah menakutkan bukan?


Untuk itu, kita perlu mengikuti langkah-langkah berikut agar senantiasa waspada terhadap jebakan pinjaman online illegal. Pertama, selalu abaikan SMS penawaran produk pinjaman online yang tidak jelas atau dari lembaga yang tidak diakui secara resmi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kedua, jika keadaan mendesak, lakukan peminjaman di lembaga keuangan (bank, BPR, atau lembaga pembiayaan lainnya) yang sudah terdaftar dan mendapat izin resmi OJK. Ketiga, kita bisa mengecek status dan izin dari lembaga penyedia pinjaman di website OJK atau hubungi kontak OJK 157. 

Vlog ini awalnya dibuat untuk mengikuti kompetisi yang diselenggarakan OJK (meskipun akhirnya belum beruntung). Namun, melalui media ini saya ingin menjabarkan bahaya yang dapat ditimbulkan pinjaman online ilegal dan membangun kesadaran generasi millennial untuk waspada pinjaman online ilegal dan selalu berhati-hati. Nampaknya tujuan saya itu tercapai dengan berbagai apresiasi dan dukungan dari teman-teman di media sosial. Semoga pesan ini juga dapat diterima dan dipahami masyarakat luas, khususnya generasi millennial.