Tidak ada yang lebih nikmat selain berendam air panas setelah melewati perjalanan panjang satu malam yang dilanjutkan dengan pendakian di pagi hari sampai-sampai tidak sempat mandi. Ups! Faktanya saya memang tidak sempat mandi sejak kemarin malam karena dari kantor saya langsung berangkat untuk ikut trip ke Tasikmalaya hari itu. Bahkan baju yang saya kenakan pun tidak sempat saya ganti (karena lupa juga).

Sesuai itenerary dari paket open trip bertajuk Sunrise Galunggung yang saya ikuti, destinasi berikutnya adalah mandi air panas di Cipanas Galunggung. Setelah apa yang saya lalui hari itu, berendam memang cara yang pas untuk melepas lelah dan menjadi lebih relaks. Namun, sebelum itu peserta trip dipersilakan untuk sarapan dulu di warung yang sudah kerjasama dengan penyelenggara open trip. Tapi saya sudah sarapan duluan tadi hehe, jadi hanya membeli teh sajalah.

Memasuki area Cipanas Galunggung, banyak pedagang berjajar dengan bermacam-macam jualannya. Ada yang jual buah-buahan, sayur-mayur, kudapan khas, makanan ringan, sampai hewan peliharaan. Sudah seperti pasar mini saja ya?

Memasuki area Cipanas Galunggung, ternyata banyak pilihan kolam yang ada di sini. Masing-masing kolam memiliki desain yang berbeda-beda dengan tarif masuk sekitar Rp 15 ribu kalau tidak salah. Bagi yang tidak membawa pakaian renang atau baju ganti, jangan khawatir karena di sini juga ada penjual pakaian.

Tempat berendam air panas yang diarahkan pemandu kami adalah pemandian paling ujung yang terdiri dari beberapa kolam yang letaknya ada di pinggir sungai kecil. Selain ada pemandian air panas, ternyata ada juga air terjun bernama Curug Panoongan yang bisa dikunjungi. Karena ingin memaksimalkan trip hari itu, saya putuskan untuk melihat curug itu. Menurut petunjuk yang ada, tidak butuh waktu lama untuk sampai ke sana. Saya pun penasaran ingin melihat seperti apa curugnya. Peserta trip yang lain pun akhirnya mengikuti.

Setelah hiking ringan sekitar 10 menitan, kami tiba di Curug Panoongan yang ternyata berukuran kecil. Uniknya air di curug ini keluar dari sebuah lubang seperti gua. Mungkin karena itu dinamakan panoongan, yang kalau tidak salah berarti tempat untuk melongok (melihat sebentar).

Kami pun hanya melihat sebentar curug itu, lalu bergegas kembali ke pemandian air panas untuk mandi dan berendam. Tentunya kami sempat juga mengabadikan foto di air terjun itu untuk kenang-kenangan.

Setelah berganti baju renang, saya mulai berendam. Ternyata kolam-kolam di sini memiliki temperatur yang berbeda-beda. Kolam yang letaknya paling atas memiliki suhu yang sangat panas. Kolam berikutnya memiliki suhu yang sedang, sementara yang lainnya memiliki tingkat kehangatan yang lebih rendah.

Selain mandi di kolam, kita juga bisa mandi di aliran sungai kecil. Airnya tentu saja tidak hangat. Aliran air ini berasal dari Curug Panoongan yang kami kunjungi tadi. Jika ingin merasakan air panas, di atas aliran sungai terdapat pipa-pipa yang mengucurkan air panas layaknya pancuran. Saya merasa seolah-olah sedang mandi di pemandian yang ada di Bali, loh.