Sebagai manusia biasa, kesalahan kerapkali menghampiri dan terjadi. Begitu halus tanpa disadari. Namun, tatkala kesalahan diketahui, 'Boom!' rasanya bagai ledakan bom atom yang dapat melukai siapa saja bahkan bisa 'membunuh' sesuatu.
Sadar atau tidak sadar, manusia harus penuh dengan kesadaran penuh atas segala hal yang dikerjakannya. Sebisa mungkin, semaksimal mungkin hindari terjadinya kesalahan. Namun terkadang rasa abai dan malas menggelayuti, fungsi kontrol dalam memastikan tak ada kesalahan tidak berjalan. Itu manusiawi. Orang tentu tak mau berlama-lama berkutat dengan hal yang tak disukai. Jika memang bisa pergi, ya pergi saja.
Kesalahan yang terjadi bisa memicu terjadinya luapan emosi, tak ubahnya buih minuman beralkohol atau gelombang banjir bandang dan tsunami yang siap menelan korban. Suatu hal yang menakutkan, tetapi itulah konsekuensi dari sebuah kesalah. LUAPAN EMOSI!
Kapan sebenarnya emosi seseorang akan meluap? Setiap manusia memiliki ambang batas emosi yang berbeda-beda. Toleransi diri mereka terhadap kesalahan, baik dari sisi frekuensi dan materialitas tentu berbeda-beda pula. Kadangkala hal itu sulit untuk ditebak.
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Menghindari berbuat kesalahan lebih baik daripada menanggung konsekuensi dari luapan emosi orang yang bersinggungan atau terkena imbas atas kesalahan tersebut. Intinya, ya jangan berbuat kesalahan (sekecil apapun). Wasalam.
0 Comments