2017 telah berlalu. Tahun ganjil tersebut terasa begitu berwarna dengan beragam pengalaman dan pembelajaran berharga. Sebelum menjalani pertama di tahun ini, saya ingin sedikit melihat ke belakang dan meninjau kembali apa-apa saja pengalaman yang telah dilalui di tahun lalu.

Traveling atau plesiran tetap menjadi salah satu hobi yang tidak mungkin ditinggalkan. Meskipun tidak banyak tempat yang bisa dilalui, namun setiap perjalanan memberikan pengalaman dan kenikmatan yang tak terkira.

Puncaknya adalah perjalanan ke Gunung Rinjani dan meraih summit di ketinggian 3.746 mdpl, titik tertinggi yang pernah saya pijak hingga saat ini. Pendakian ini sekaligus menandakan keberhasilan saya menaklukkan dua puncak gunung dalam seven summits Indonesia (2/7). Selanjutnya gunung apa yang akan saya daki? Kerinci mungkin, sang atap Sumatera. 

Plesiran ke luar negeri bukan prioritas, namun kesempatan datang tahun ini untuk mengunjungi negara yang tidak sepenuhnya baru bagi saya. Malaysia adalah negara asing yang pertama kali saya kunjungi pada tahun 2013 silam. Empat tahun kemudian aku kembali menginjakkan kaki di Kuala Lumpur. Satu kota baru pun menjadi berhasil jamah, yaitu Malaka atau Melaka. Sebuah kota sejarah bernuansa kolonial, mirip kawasan Kota Tua di Jakarta, hanya saja dirawat dan dikelola secara lebih baik.

Tujuan lain yang cukup berkesan adalah Dataran Tinggi Dieng, Gunung Gede, dan Anak Krakatau. Ada pula beberapa tempat di Jabotabek dan Bandung. Semoga ke depannya semua pengalaman tersebut dapat dituliskan dalam blog ini.

Selain traveling, hobi yang tidak sepenuhnya baru kembali merekah. Apa itu? Menulis dan blogging. Sisi positifnya, tulisan di blog ini makin ramai meskipun belum sepenuhnya bisa dibanggakan.

Hobi traveling perlahan diselaraskan dengan hobi menulis, meskipun demikian masih panjang rasanya untuk dapat disebut travel blogger. Beberapa tulisan tentang traveling sudah dipublikasikan di blog ini. Selain itu, ada pula tiga artikel yang dimuat di website Detik Travel. 

Kegiatan blogging bukanlah hal baru karena sebelumnya saya pernah aktif sebagainya blogger sekaligus citizen journalist saat kuliah. Akan tetapi, baru tahun ini saya menyadari ternyata blogger telah menjadi semacam profesi bagi beberapa orang. Monetisasi blog ternyata tidak hanya dari pendapatan iklan atau ad-sense, tetapi juga dari jasa penulisan konten, endorsement, fee menghadiri event, dan kompetisi blog. Menarik juga apabila mengisi waktu luang dengan menulis dapat menghasilkan uang.

Selain Detik Travel, tulisan-tulisan saya juga dipublikasikan di Kompasiana dan Brilio. Beberapa teman yang memberikan apresiasi yang baik atas penerbitan artikel yang saya tulis di media-media tersebut. Semoga tahun ini bisa meningkatkan tulisan dari segi kualitas dan kuantitas. 

Selain pengalaman terkait traveling dan blogging, tahun 2017 juga memberikan pembelajaran berarti dari sisi profesional. Hampir satu tahun ini saya dedikasikan untuk proyek pembuatan Risk Profile Management System (RPMS). Ini adalah kali kedua bagi saya bisa terlibat dalam proyek sistem informasi. Sedikit mengingatkan pada pekerjaan pertama saya di Bank Indonesia sebagai tenaga swakelola/konsultan di proyek Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan. 

Training yang saya ikuti di kantor juga memberikan banyak pengetahuan baru, salah satunya adalah pelatihan makroekonomi terapan. Sudah begitu lama rasanya tidak menghadiri kelas ekonomi. Meskipun topik yang dibahas bukan hal baru bagi saya, pelatihan ini menyajikan makroekonomi dengan sudut pandang berbeda dan beberapa di antaranya belum pernah saya dapatkan di bangku kuliah.

2018 telah datang. Tentu akan banyak kesempatan yang datang untuk terus berkembang, menciptakan pengalaman-pengalaman baru, serta tantangan untuk mendapatkan pencapaian yang lebih besar lagi. Ayo melompat lebih tinggi dengan semangat penuh energi dan optimisme.