Bulan Ramadhan selalu datang lebih awal setiap tahunnya. Siap tidak siap, kita harus menyambut bulan baik ini dengan penuh suka cita dan niat yang tulus untuk beribadah. Di bulan ini pula, umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa. Suatu kegiatan ibadah yang berjalan begitu panjang (sekitar 13 jam) sehingga mengharuskan adanya penyesuaian dalam kegiatan business as usual kita sehari-hari.
Orang sering menyebut work-life balance. Maka di bulan Ramadhan, perlu kiranya diubah menjadi work-life-fast balance. Ketiga aspek tersebut tentu harus berjalan beriringan dan tidak menimbulkan ketidakseimbangan yang berarti. Seperti halnya yang terjadi pada diri saya.
Memasuki puasa hari ketujuh, balance yang selama bertahun-tahun hampir selalu terjaga, kini harus goyah. Suatu penyakit yang dibilang dokter sebagai infeksi bakterial menyebabkan work dan fast terpaksa batal saya jalani. Dokter mengharuskan saya membatalkan puasa demi meminum obat demam dan beristirahat sementara di rumah. Tepat dua minggu lalu semua itu terjadi. Suatu hal yang tidak dinyana. Setelah itu mau tidak mau saya tidak berpuasa terlebih dahulu karena harus rutin mengkonsumsi obat yang salah satunya harus dikonsumsi empat kali sehari setelah makan.
Puasa pun menjadi tidak balance lagi karena balance-nya berkurang empat yang harus digantikan di lain hari tentunya. Setelah badan kembali sehat, saya pun tersadar bahwa menjaga work-life-fast balance tentu wajib dilakukan agar tubuh tetap sehat dan lancar menjalani segala aktivitas.
Lalu bagaimana gerangan cara untuk mewujudkan work-life-fast balance ini? Saya bukan pakar kesehatan tetapi kiranya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, konsumsi makanan bernutrisi dam perbanyak minum air putih. Kedua, tidur yang cukup. Ketiga, sempatkan untuk rutin berolahraga. Pelan-pelan saya pun mulai menjalankannya. Semoga work-life-fast balance saya bisa terjaga sampai hari kemenangan nanti. Amin.
0 Comments