Seni rupa? Galeri? Mungkin kedua hal itu terdengar membosankan di mata anak muda dan sebagian masyarakat lainnya. Namun, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), sebuah museum di bilangan Jakarta Barat berhasil membongkar stereotip tersebut. Seni rupa kini berhasil menjadi trending topic di kalangan warganet, masyarakat berbondong-bondong mengunjungi museum ini meskipun motivasi hanya sebatas ajang berswafoto dan adu gaya di sosial media.

Tiket masuk museum bertuliskan tajuk pameran saat itu beserta buku panduan. 

Awalnya saya pikir Museum MACAN tak jauh beda dengan museum atau galeri seni kontemporer yang sudah lebih dulu eksis di ibukota. Namun, ramai perbincangan di Internet dan maraknya teman yang sudah datang ke sana membuat saya penasaran. Saya pun menyempatkan diri berkunjung pada tanggal 17 Februari 2018. Museum ini pun telah menjadi destinasi wisata digital yang sayang untuk dilewatkan. Oleh karena itu, tatkala saya bersama teman pun tidak mau ketinggalan untuk berkunjung ke Museum MACAN.

Antrean pemeriksaan barang bawaan pengunjung sebelum memasuki area pameran.


Berbeda dari museum kebanyakan, tiket di Museum MACAN bisa dipesan lebih dahulu melalui situs resminya. Harga yang ditawarkan tidak lebih murah, namun sepertinya lebih cocok bagi yang sudah memiliki jadwal kunjungan yang sudah pastikan. Saya pun lebih memilih tiket on the spot melalui konter dengan risiko kehabisan tiket karena membludaknya pengunjung. 

Museum MACAN berada di AKR Tower, sebuah gedung perkantoran di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Begitu tiba, ternyata antrian tiket museum sudah mengular bak antrian tiket bioskop di akhir pekan. Sebagian besar adalah anak muda alias generasi milenial. Memang sebaiknya memesan tiket secara online jika khawatir kehabisan tiket. Maklum jumlah pengunjung di setiap sesinya dibatasi. Satu tiket hanya valid sesuai durasi yang telah ditentukan, silakan pilih mau sesi pagi (10.00—12.00), siang (12.00—14.00), atau sore (14.00—16.00).

Untuk masuk ke dalam area pameran pun, pengunjung harus kembali antre karena akan ada pemeriksaan tas (tidak diperbolehkan membawa tas ransel, makanan, dan minuman). Demi kenyamanan, sebaiknya tas dititipkan saja ke tempat penitipan dekat loket. Memasuki area pameran pengunjung harus mematuhi peraturan yang berlaku, di antaranya dilarang menyentuh dan bersandar pada properti pameran. Jika melanggar, siap-siap saja mendapatkan teguran dari petugas yang berjaga.

Mengabadikan momen berlatar karya seni.


Dari semua lukisan yang dipamerkan, ada beberapa lukisan yang menarik perhatian saya. Untungnya, pengunjung diperbolehkan untuk mengabadikan momen bersama karya seni yang disukainya. Jadi harap dimaklumi apabila ada pengunjung yang asyik mengambil gambar berlatar lukisan dan instalasi seni yang dipamerkan.




Primadona dari museum ini, tidak lain dan tidak bukan adalah karya seni instalasi Yayoi Kusama. Sekarang orang Indonesia tidak perlu jauh-jauh ke Singapura untuk menikmati salah satu karya beliau. Walaupun hanya satu, karya seniman asal Jepang ini berhasil menyedot animo sebagian besar pengunjung untuk antri guna menikmati karya bertajuk "Infinity Mirrored Room" itu.

Memang belum afdol berkunjung ke Museum MACAN jika belum berfoto di dalamnya  untuk kemudian dibagikan melalui media sosial. Walaupun sebagai konsekuensinya, harus sabar mengantre hampir satu jam. Waktu di dalam infinity room itu pun dibatasi hanya 20 detik dan kapasitas maksimalnya hanya dua orang. Karena berjumlah ganjil, saya terpaksa masuk seorang diri. Petugas tidak mengijinkan teman saya yang sudah masuk untuk menemani saya. Benar-benar ketat aturannya.


Di dalam infinity, ternyata saya tidak benar-benar sendiri. Ada seorang petugas yang stand-by berjaga di dalam. Ruangan berukuran sekitar 2x2 meter itu sangat sempit dan remang-remang. Harus hati-hati saat melangkah di karena ada genangan air di dekat lantainya (mungkin ini salah satu bagian dari karya seni tersebut). Waktu terasa begitu cepat, begitu lewat dua puluh detik petugas pun langsung membuka pintu dan mempersilahkan kita keluar.



Museum MACAN memang sebuah museum yang tidak biasa karena mampu menarik minat banyak generasi muda untuk berkunjung. Menikmati karya seni modern dandBanyak karya senin dari sejumlah seniman nusantara dan mancanegara, bahkan beberapa di antaranya memiliki nilai sejarah. Tak ada salahnya untuk mengagendakan kunjungan ke Museum MACAN di akhir pekan.